aktivitas farmasi

aktivitas farmasi

Sabtu, 19 Juni 2010

Jeruju sebagai obat Hepatitis

HAL-HAL MENGENAI JERUJU (Acanthus ilicifolius L.)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Acanthus
Jenis : Acanthus ilicifolius L.
Sinonim : Acanthus ebracteatus Val , Acanthus volubilis Wallich
Nama Umum : Jeruju
Nama Daerah : Daruju (Jawa)
Nama Asing : Sea Holly (Inggris),

Deskripsi
Habitus : Semak, tahunan, tinggi 0,75-1.5 m, berupa tumbuhan mangrove
Batang : Berkayu, bulat, permukaan licin, berduri pada sekitar duduk daun, bercabang, hijau.
Daun : Tunggal, bersilang berhadapan, bulat panjang, ujung dan pangkal runcing, tepi berduri, panjang 10-20 cm, lebar 5-6 cm, perlulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ujung batang, panjang 6-30 cm, daun pelindung berlapis dua, bagian dalam lebih kecil, gugur sebelum bunga mekar, kelopak panjang 12,5-15 mm, berbagi empat, mahkota panjang 3-4,5 cm, bertabung putih, bibir bulat telur, ujung bertaju tiga, ungu kebiruan.
Buah : Kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, coklat kehitaman.
Biji : Bentuk ginjal, dua sampai empat, hitam.
Akar : Tunggang, putih kekuningan.
Perbanyakan melalui biji
Persebarannya
Acanthus ilicifolius Linn. umum sekali tumbuh di tanah yang mengandung garam, di muara sungai, tepi pantai, dan di tanah rawa dan hutan bakau dekat ke pantai, serta tanah yang bersifat payau. Spesies ini jarang dijumpai di pedalaman. Jenis ini dapat dijumpai dari India Selatan dan Sri Lanka sampai Indo-Cina dan juga Indonesia. Spesies ini masih banyak tersebar.
Kandungan
Secara keseluruhan tanaman daruju mengandung saponin, flavonoida dan polifenot, asam fenolat, asam p-kumarat, Asam p-hidroksi benzoate, di samping itu bijinya juga mengandung alkaloida. Secara spesifik akar jeruju mengandung flavon dengan kadar tinggi dan asam amino.

PATOFISIOLOGIS HEPATITIS
Penyakit Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. HBV merupakan virus hepadna (Hepadnaviridae) DNA rantai ganda. Hepatitis B virus yang terdiri dari unsur inti (pusat porsi) dan sekitarnya amplop (mantel luar) (Rubenstein, 2007).
Struktur sel HBV adalah :

Virus hepatitis B berukuran 42-nm double stranded DNA. Virus ini terdiri atas nucleocapsid core (amplop / mantel luar) berukuran 27 mm yang dikelilingi oleh lapisan lipoprotein di bagian luarnya yang berisi antigen permukaan (HBsAg) dan inti terdiri dari DNA dan inti antigen (HBcAg). Di dalam tubuh penderita, virus ini membutuhkan fungsi sel hati untuk berkembang biak. Dia akan menggabungkan DNA-nya dengan DNA penderita. Akibatnya virus ini sulit untuk dihilangkan. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik (Rubenstein, 2007).
Mekanisme Hepatitis B
Hepatitis B virus yang reproduces dalam sel hati, tetapi virus itu sendiri tidak langsung menyebabkan kerusakan pada hati. Sebaliknya, keberadaan virus memicu suatu respon kekebalan dari tubuh, sebagai tubuh mencoba untuk menghilangkan virus dan sembuh dari infeksi. Tanggapan kekebalan ini menyebabkan radang dan mungkin sungguh-sungguh merusak hati (sirosis) (Rubenstein, 2007 ).
Mekanisme infeksi :
• Mula-mula, HBV menyerang membran sel hati. Virus ini kemudian masuk ke dalam sel hati.
• Partikel inti yang mengandung DNA dilepaskan, dan DNA-nya berpolimerase ke dalam nukleus sel hati.
• Polimerase DNA ini menyebabkan sel hati membuat kopian DNA HBV dari RNA-m.
• Sel ini kemudian memasang “kopian hidup” dari virus. Melalui cara ini, versi dari HBV dikonstruksikan lewat sel hati.
• Karena memproduksi protein permukaan secara berlebihan, selnya tetap bersatu membentuk bulatan kecil atau rantai, yang memberikan penampilan khas pada sampel darah dibawah mikroskop.
• Kopian dari virus dan antigen permukaan itu dilepaskan dari membran sel hati ke dalam aliran darah, dan dari sana dapat menginfeksi sel hati lainnya dan bereplikasi secara efektif.

FARMAKODINAMIKA
Pengobatan hepatitisakut dan kronik menggunakan akar daruju lebih banyak dikonsumsi secara per oral. Ramuan ini akan melalui hati terlebih dulu yang dikenal sebagai first pass effect. Oleh karena itu ramuan untuk pengobatan hati lebih baik diberikan secara per oral karena akan memberikan efek lebih optimal. Ramuan ini akan diabsorbsi lagi di saluran pencernaan seperti usus halus karena di usus halus merupakan tempat penyerapan paling luas. Senyawa yang telah diserap akan didistribusikan melalui darah dan nantinya akan menuju ke hati lagi. Dalam hati senyawa akan mengalami metabolisme dan nantinya akan dikeluarkan melalui urine.
Akar daruju mengandung flavone, flavone merupakan salah satu senyawa bagian dari flavonoid. Mekanisme penghambatan senyawa flavonoida pada virus diduga terjadi melalui penghambatan sintesa asam nukleat (DNA atau RNA) dan pada translasi virion atau pembelahan dari poliprotein dari virus. Percobaan secara klinis menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tersebut berpotensi untuk penyembuhan pada penyakit hepatitis-B. Sementara itu, berbagai percobaan lain untuk pengobatan penyakit liver masih terus berlangsung
Flavon menghambatan kerja enzim Cdk-Activating Kinase/CAK sehingga menghambat terbentuknya kompleks Cdk-Cyclin yang aktif. Flavon dapat berikatan dengan protein-protein kinase pada ATP-binding site-nya. Selain itu, flavon juga menghambat proses transduksi sinyal dari faktor pertumbuhan. Flavon mampu menginaktivasi protein-protein yang berperan dalam transduksi sinyal tersebut, misalnya Tirosin Kinase. Pernyataan-pernyataan tersebut menjelaskan kemungkinan terjadinya induksi cell cycle arrest oleh flavon. Dengan mekanisme ini, flavon mampu menghentikan replikasi dari sel-sel hati yang telah rusak, agar tidak semakin merusak hati.

PENDEKATAN PENGOBATAN
Dalam pengobatan hepatitis dengan menggunakan akar daruju lebih merujuk pada pendekatan pengobatan China dengan dasar Yin dan Yang.
Dalam pengobatan Cina, fungsi organ lebih penting dibanding dengan bentuk anatomi maupun letak organ tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada pengobatan Cina ada larangan untuk melakukan operasi (membedah tubuh) dan mereka akan mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan metafisik – berlainan dengan pengobatan Barat yang menitikberatkan pada pendekatan material atau tubuh secara fisik.
Penyakit hepatitis menyerang organ hati. Organ hati dalam pengobatan China termasuk organ Yin dengan karakteristik unsur kayu, dan cara pengobatannya dengan Chang Ming (terapi lewat makanan). Unsur kayu berhubungan dengan fungsi-fungsi aktif atau sesuatu yang ada pada tahap bertumbuh. Sakit pada selangkangan, daerah sekitar kelamin, dan hipogastrium (abdomen bawah) memberi indikasi ketidakharmonisan pada meridian hati
Organ Yin (Zang)
Pengobatan Cina menunjuk bahwa Zang terletak di tubuh bagian dalam dan berfungsi menghasilkan, mengtransformasikan, mengatur dan menyimpan subsatnsi utama - Chi, darah, Jing, Shen dan cairan tubuh. Ada 5 organ Yin yang dikenal, yaitu: paru-paru, jantung, limpa, hati dan ginjal.
Penyebab penyakit dalam dasar pengobatan China dapat dipilah menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Eksternal yang terdiri dari 6 faktor, yaitu: angin, dingin, api atau panas, lembab, kering dan panas dari musim panas (summer heat). Pada badan yang sehat terjadi keseimbangan Yin dan Yang. Apabila kemudian tubuh melemah karena ketidakseimbangan Yin dan Yang, fenomena iklim atau cuaca dapat memasuki tubuh dan memberi dampak buruk.
Faktor eksternal yang bertanggungjawab terhadap adanya gangguan pada hati adalah angin. Angin yang berasal dari dalam tubuh biasanya terkait dengan ketidakharmonisan kronis, biasanya, berhubungan dengan organ hati. Hati bertanggung jawab terhadap semua pergerakan yang terjadi dalam tubuh secara teratur dan perlahan, dan apabila terjadi gerakan yang datang mendadak dan tidak teratur, maka kondisi ini disebut juga dengan dampak angin.
b. Internal yang terdiri dari 7 emosi, yaitu: rasa senang, kemarahan, kesedihan, putus asa, suka merenung, rasa takut, ketakutan. Perbedaan antara kesedihan dan suka merenung atau rasa takut dan ketakutan terletak pada intensitasnya. Kualitas-kualitas emosional tidak semuanya membahayakan/membawa penyakit dan semua emosi itu 'melekat' pada setiap individu. Jika emosi berlebihan atau terlalu sedikit muncul dalam jangka waktu lama atau muncul secara mendadak maka akan membuat ketidakharmonisan dan penyakit. Dapat juga terjadi sebaliknya, ketidakharmonisan di dalam tubuh akan memicu ketidakseimbangan emosional
Faktor internal yang dapat memacu ketidakseimbangan dalam hati adalah kemarahan. Kemarahan akan meningkatkan karakter Yang sehingga hati yang memiliki karakter Yin akan berubah menjadi Yang dan hal ini akan menimbulkan penyakit.
Akar daruju bersifat dingin dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis. Bila didasarkan dengan prinsip pengobatan China, penyakit hepatitis akan mengurangi karakteristik Yin dalam organ hati, sehingga hati akan menjadi lebih panas dari keadaan normalnya. Akar daruju dengan sifat dinginnya akan mengurangi dan menghambat pengurangan karakteristik Yin pada hati, sehingga diharapkan hati tetap memiliki karakter Yin yang normal.

RAMUAN
• 30-60 gram akar pohon daruju yang dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, dan setelah kering kemudian direbus dan disaring. Setelah dingin, ramuan ini baru diminum tiga kali sehari setiap sehabis makan.
• Akar daruju 7 g; Rimpang temu lawak segar 7 g; Herba meniran 7 g; Air 130 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001, www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.html, diakses tanggal 13 Mei 2009
Anonim, 2007, www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/hepatitis210306.htm, diakses tanggal 13 Mei 2009
Anonim, 2008, http://www.tanaman-obat.com/index.php/gallery-tanaman-obat/85-d-a-r-u-j-u, diakses 12 Maret 2009
Anonim, 2008, http://tanamanherbal.wordpress.com/category/kategori-d/, diakses 12 Maret 2009
Edy, 2008, http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads, diakses tanggal 14 Mei 2009
Ebady, 2007, Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine, Taylor Francis, Boca Raton US
Heyne, K. , 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia III, Badan Litbang Departemen Kehutanan, Jakarta
Pearce, 1987, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia, Jakarta
Rubenstein dkk, 2007, Kedokteran Klinisn ed VI, Erlangga, Jakarta
Soemoharjo, 2008, Hepatitis Virus B ed 2, EGC, Jakarta
Wardiyono, 2009, http://www.kehati.or.id/florakita/browser.php, diakses 12 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar